Postingan

Doa Indulgensi Arwah dan Ujud Doa Bapa Suci

  Doa Indulgensi Bapa yang Maharahim, percaya akan kasihMu yang tiada batas, bersama seluruh GerejaMu, pada hari ini kami mohon dengan sangat, lepaskanlah jiwa-jiwa ... dari segala hukuman atas dosa-dosa mereka. Perkenankan mereka semua memasuki hidup abadi yang terang dan bahagia di Surga mulia, dan perkenankan mereka memandang kemuliaan cahaya wajahMu. Semua ini kami mohon dengan pengantaraan Kristus PutraMu dan pengantara kami, kini dan sepanjang masa. Amin Aku Percaya ... ; Bapa Kami ....   Ujud Doa Bapa Suci Allah, Bapa Kami, kepadaMu kami persembahkan hari ini. Kami hunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan, maupun suka duka kami hari ini dalam kesatuan dengan PutraMu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan DiriNya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi pembimbing dan kekuatan kami hari ini, sehingga kami siap sedia menjadi saksi kasihMu. Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Gereja, secara khusus kami

Hari Raya Arwah Semua Orang Beriman (2 November)

Gambar
Setiap tanggal 2 November, Gereja Katolik merayakan Hari Raya Arwah Semua Orang Beriman.  Perayaan ini dilangsungkan untuk mengenang dan mempersembahkan doa bagi semua orang beriman yang telah meninggal, terutama orang-orang Kristen yang telah dibaptis yang diyakini berada di api penyucian. Praktik mendoakan arwah telah dilakukan sejak Perjanjian Lama, tepatnya ketika Yudas Makabe mendoakan arwah orang-orang yang gugur dalam pertempuran melawan Gorgias (2 Mak 12:38-45). alam Perjanjian Baru, St. Paulus pun berdoa bagi Onesiforus, kawan yang mengunjunginya di Roma (2 Tim 1:18). Praktik mendoakan orang-orang mati menjadi tradisi Biara Benediktin sejak abad ke-6 dan dirayakan pada hari Sabtu sebelum Pentakosta. Praktik ini bermunculan pula di Spanyol maupun Jerman. Pada tahun 1030, St. Odilo, Abbas Biara Benediktin di Cluny, menetapkan agar diadakan peringatan arwah setiap tahunnya di biara-biara ordonya. Tradisi inilah yang di kemudian hari diikuti oleh keuskupan-keuskupan di Eropa sam

Hari Raya Semua Orang Kudus (1 November)

Gambar
Setiap tanggal 1 November, Gereja Katolik merayakan Hari Raya Semua Orang Kudus. Perayaan ini dilangsungkan untuk mengenang para orang kudus, baik mereka yang telah dikanonisasi/diakui Gereja sebagai Santo/ Santa, maupun para orang kudus lainnya yang tidak/ belum dikenal.  Perayaan ini awalnya hanya dirayakan oleh Gereja Timur setiap Minggu Pertama setelah Pentakosta, menurut St. Efrem dari Suriah. Paus Bonifasius IV  baru menetapkan tanggal 13 Mei sebagai Hari Orang Kudus pada tahun 609, setelah ia merombak Pantheon (tempat ibadat kafir untuk Dewa-Dewi Romawi) menjadi sebuah Gereja untuk Santa Maria dan Para Rasul. Paus Gregorius III mengubah perayaan ini ke tanggal 1 November pada pertengahan abad ke-8, setelah pada tanggal yang sama ia meresmikan sebuah kapel di Basilika St. Petrus lama dan didedikasikan kepada semua orang kudus. Perayaan ini baru ditetapkan sebagai Hari Raya resmi oleh Paus Gregorius IV pada tahun 835. Pesta ini dirayakan untuk menghormati segenap anggota Gereja, y

Mengapa Imam Mencium Altar?

Gambar
Setiap sebelum dan sesudah misa, para imam dan diakon selalu menuju meja altar dan menciumnya. Praktik mencium benda-benda suci sudah menjadi tradisi sejak abad ke-4 yang berfungsi sebagai tanda hormat, atau digunakan sebagai sapaan kepada objek yang dipercaya mengandung makna ilahi. Altar diyakini mengadung makna ilahi itu karena pada saat diresmikan oleh Bapa Uskup, meja altar diberkati secara khusus dan diurapi dengan minyak suci layaknya seseorang yang baru dibaptis secara katolik. Maka, mencium altar dapat dipandang sebagai tindakan menghormati peran khusus yang dimilikinya dalam liturgi dan konsekrasi yang diberikan oleh uskup. Dalam Gereja Katolik, Altar merupakan meja pengorbanan dan sekaligus tempat dilangsungkannya perjamuan paskah yang ditandai dengan terjadinya peristiwa transubstantiatio (perubahan makna roti dan anggur menjadi tubuh dan darah Kristus). Di awal eksistensi Agama Kristen, ketika ekaristi masih dianggap ilegal, umat kristiani mengadakan mis

Serba-Serbi Rosario

Gambar
Rosario adalah salah satu devosi paling populer dalam Gereja Katolik.  kata Rosario berasal dari Bahasa Latin rosarium yang berarti mahkota mawar, bunga yang menjadi simbol dari Bunda Maria.  Mahkota mawar diartikan bahwa untaian kalung rosario adalah sebuah kalung mawar.  Jadi, saat kita berdoa Rosario, kita diibaratkan tengah berjalan melewati sebuah taman bunga mawar milik Bunda Maria. St. Dominic adalah santo yang menyebarkan doa rosario, setelah ia menerima doa tersebut dari Bunda Maria dalam mimpi untuk mempertobatkan kaum Kathar.  Namun, berabad-abad sebelum St. Dominic, para imam telah memulai praktik menyanyikan 150 mazmur. Akan tetapi, praktik ini menemui kesulitan akibat banyak imam yang tidak bisa membaca. Akhirnya, mereka menemukan rosario yang awalnya digunakan untuk mendoakan 50 atau 100 kali Doa Bapa Kami ( paternostres ).  Lalu, mulailah pada abad ke-12, St. Dominic mempraktekan Salam Maria dalam Doa Rosario. Doa rosario sendiri mulai populer di sekitar

Apa Perbedaan RP dan RD?

Dalam beberapa aspek, semua imam dalam Gereja Katolik adalah sama. Tiap imam harus mengikuti pendidikan dan persiapan di seminari sebelum ditahbiskan. Semua imam ditahbiskan untuk mewartakan injil dan melayani umat Allah di dalam nama Yesus. Yang terpenting, mereka berwenang untuk melaksanakan sakramen Gerejawi dalam perutusannya. Sering kita mendengar beberapa imam menggunakan RD di awal nama mereka, namun ada pula yang menggunakan RP. Lantas apa yang membedakan keduanya? RD (Reverendus Dominus) RD merupakan singkatan dari Bahasa Latin dari kata Reverendus Dominus yang artinya "Bapak atau Tuan yang terhormat." Singkatan ini merujuk pada para imam diosesan atau imam projo. Imam diosesan adalah seorang imam yang terlibat dalam kehidupan sehari-hari umat. Imam Diosesan tidak mengikrarkan kaul, namun menjalankan kaul sebagai sebuah disiplin. Imam diosesan secara umum hanya bisa melayani di tempat dia ditahbiskan (kecuali ditu

Relikui

Gambar
Relikui adalah peninggalan barang-barang atau jasad dari orang-orang yang sudah dinyatakan kudus oleh Magisterium Gereja. Gereja tidak menyembah, melainkan menghormati peninggalan-peninggalan itu karena percaya bahwa tubuh insani kita ini digunakan sebagai kenisah Roh Kudus. Penghormatan terhadap relikui telah dilakukan sejak zaman para rasul ( bdk. Kis 19:11-12 ), dan bukti penghormatan kepada relikui santo-santa sudah ada sejak pertengahan abad ke II. Paus Yohanes Paulus II di tahun 1983 menyatakan perhatian Gereja pada relikui suci sebagai hal yang penting dan signifikan dalam kehidupan menggereja (KHK kan 128 1-89) . Salah satu bentuk penghormatan Gereja kepada relikui tercermin pada peraturan Gereja, “ Hendaknya tradisi kuno untuk meletakkan relikui-relikui para martir atau orang-orang kudus lain di bawah altar tetap, dipertahankan menurut norma-norma yang diberikan dalam buku-buku liturgi ” (KHK Kan 1237 pasal 2). Relikui-relikui dalam Gereja Katol

Doa Syukur Agung III

Doa Syukur Agung III I Sungguh kuduslah Engkau, Ya Bapa, sumber ciptaan patut memuji Engkau. Sebab, dengan pengantaraan PutraMu Tuhan Kami Yesus Kristus dan dengan daya kekuatan Roh Kudus, Engkau menghidupkan dan menguduskan segala sesuatu. Tak henti-hentinya Engkau menghimpun umatMu sehingga dari terbitnya matahari sampai terbenamnya di seluruh bumi dipersembahkan kurban yang murni untuk memuliakan namaMu. Maka kami mohon, Ya Bapa, sudilah menguduskan persembahan ini dengan daya RohMu, agar bagi kami menjadi (†) Tubuh dan Darah PutraMu terkasih, Tuhan Kami, Yesus Kristus, yang menghendaki kami merayakan misteri ini.  Misdinar/putra altar membunyikan lonceng/gong/keprak I Sebab pada malam ia dikhianati, Yesus mengambil roti. Ia mengucap syukur dan memuji Dikau, memecah-mecahkan roti itu, dan memberikannya kepada murid-muridNya seraya berkata: TERIMALAH DAN MAKANLAH: INILAH TUBUHKU YANG DISERAHKAN BAGIMU. Ketika imam memperlihatkan Hosti Suci dengan mengangkat

Tahun Liturgi

Tahun Liturgi, yang disebut juga Tahun Kristiani, merupakan Kalender Kristiani/siklus masa liturgi dalam gereja-gereja Kristiani yang menentukan kapan hari-hari orang kudus, hari-hari peringatan, dan hari-hari  besar harus dirayakan serta bagian dari Kitab Suci yang diaplikasikan dengan hari-hari raya tersebut. Dalam Gereja Katolik, tahun liturgi dibagi menjadi 2 jenis: Tahun Alfabet  Tahun Angka Tahun Alfabet menentukan bacaan Injil dalam misa minggu terbagi menjadi 3, yakni A, B, dan C. Tahun A merupakan tahun masehi yang jika dibagi 3 sisa 1, pada tahun ini, injil yang digunakan adalah Matius. Tahun B merupakan tahun masehi yang jika dibagi 3 sisa 2, pada tahun ini, injil yang digunakan adalah  Markus. Tahun C merupakan tahun masehi yang jika habis dibagi 3, pada tahun ini, injil yang digunakan adalah Lukas. Sedangkan, Injil Yohanes disisipkan pada setiap tahun. (Artinya setiap tahun pasti ada bacaan dari Injil Yohanes). Jika anda paham tentang programming, cara mud

Doa Menjelang Ujian

Ya Roh Kudus, Roh pengetahuan, yang menerangi akal budi serta hati, anugerahilah kami: Hati yang tenang, untuk menghadapi saat-saat ujian kami. Hati yang jujur, untuk senantiasa berpegang pada kebenaran, dan keutamaan-keutamaan yang luhur. Rasa percaya diri yang besar, untuk menggunakan segenap kemampuan, kesehatan, dan talenta yang Kau anugerahkan kepada kami untuk belajar. Akal budi yang jernih, untuk mengerjakan dengan baik, soal-soal ujian yang harus kami selesaikan. Kepercayaan yang teguh, akan penyelenggaraan ilahiMu, yang menuntun kami, untuk melakukan apa yang baik, dan berguna bagi hidup kami. Ya Roh Kebijaksanaan dan Damai, bantulah kami mengatasi, hati yang cemas, gelisah, dan ketakutan, serta pikiran-pikiran yang mengarahkan kami kepada kejahatan. Ya Roh Kudus, semoga kami lebih mengingini, hasil yang dicapai dengan kejujuran daripada kecurangan, kebenaran daripada kepalsuan, ketekunan