Mengapa Imam Mencium Altar?



Setiap sebelum dan sesudah misa, para imam dan diakon selalu menuju meja altar dan menciumnya.

Praktik mencium benda-benda suci sudah menjadi tradisi sejak abad ke-4 yang berfungsi sebagai tanda hormat, atau digunakan sebagai sapaan kepada objek yang dipercaya mengandung makna ilahi.

Altar diyakini mengadung makna ilahi itu karena pada saat diresmikan oleh Bapa Uskup, meja altar diberkati secara khusus dan diurapi dengan minyak suci layaknya seseorang yang baru dibaptis secara katolik.

Maka, mencium altar dapat dipandang sebagai tindakan menghormati peran khusus yang dimilikinya dalam liturgi dan konsekrasi yang diberikan oleh uskup.

Dalam Gereja Katolik, Altar merupakan meja pengorbanan dan sekaligus tempat dilangsungkannya perjamuan paskah yang ditandai dengan terjadinya peristiwa transubstantiatio (perubahan makna roti dan anggur menjadi tubuh dan darah Kristus).

Di awal eksistensi Agama Kristen, ketika ekaristi masih dianggap ilegal, umat kristiani mengadakan misa di katakombe menggunakan meja kayu atau lempengan batu penutup makam para martir.

Setelah Kaisar Kontantinus melegalkan Kristen, yakni pada abad pertengahan, altar Gereja sudah terbuat dari batu yang melambangkan Yesus Kristus sebagai "batu penjuru".

Penciuman altar juga membawa pesan penghormatan bagi relikui para kudus, jika di bawah atau di dalam meja altar itu terdapat relikui.

Dengan mencium altar, imam menghormati Tuhan Yesus Kristus yang menjadi Tuan Rumah (pemilik rumah) pada waktu Misa Kudus itu.

Selain itu, posisi imam pada penciuman altar juga melambangkan ikatan antara Kristus dan Gerejanya dan pengakuan akan pengorbanan para martir.

Jika dilakukan bersama diakon, penciuman altar bisa menjadi perpanjangan kedamaian bagi masyarakat.

Penciuman altar juga bermaksud untuk memuliakan meja sebagai simbol Kristus, serta menjadi tempat umat beriman menyerahkan tubuh mereka sebagai "pengorbanan hidup."

Jadi alasan mengapa imam mencium altar adalah karena altar tersebut adalah lambang Kristus. Sebab di atas altar itulah, akan dirayakan dan dihadirkan kembali pengorbanan Kristus secara sakramental, yang akan menghasilkan buah keselamatan bagi Gereja-Nya.

Bagi umat, tidak ada kewajiban untuk ikut menundukkan kepala saat imam mencium altar karena sikap seperti itu adalah ekspresi pribadi dan bukan komunal, namun tetap memperhatikan kesakralan dan kekhidmatan misa.



SUMBER:

  • https://classroom.synonym.com/the-catholic-tradition-of-a-priest-kissing-the-altar-12087035.html
  • https://aleteia.org/2017/07/26/this-is-why-the-priest-kisses-the-altar-at-mass/
  • http://francismary.org/why-do-catholic-priests-kiss-the-altar-at-the-beginning-of-a-mass/
  • https://www.nwcatholic.org/spirituality/ask-father/why-do-priests-kiss-the-altar-at-mass.html
  • https://amorpost.com/menapa-seorang-imam-mencium-altar-saat-awal-dan-akhir-misa-temukan-jabawannya-di-sini-2/
  • Facebook.com/ Seputar Liturgi dan Perayaan Ekaristi Gereja Katolik

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Doa Syukur Agung II

Doa Syukur Agung I

Peralatan Liturgi