Warna Liturgi
Warna Liturgi adalah salah satu bentuk perlambangan yang digunakan di dalam rumusan liturgi Gereja Roma. Warna liturgi berfungsi sebagai tanda peristiwa gerejawi. Warna ini dapat digunakan pada aksesoris pakaian liturgi imam/pastur/romo, diakon, frater, asisten imam, lektor, pemazmur, misdinar (putra altar), maupun paduan suara yang mengiringi, stola ataupun taplak altar. Warna liturgi pertama kali ditetapkan oleh Paus Innocentius III pada tahun 1200, kemudian secara resmi ditetapkan oleh Paus Pius V tahun 1570, bersamaan dengan ditulisnya Missale Romanum . Namun, dokumen resminya baru disahkan oleh Paus Paulus VI pada tahun 1969, yang bernama Ordo Missae. Ada lima warna dasar yang digunakan dalam tata warna liturgi, yaitu: putih, merah, hijau, ungu dan hitam.
A. Warna Liturgi Hijau
Hijau melambangkan rasa syukur dan pengharapan atas segala rahmat dan karunia dari Tuhan.
Perbandingan: Hijaunya tanaman dan segarnya alam
Perbandingan: Hijaunya tanaman dan segarnya alam
Warna ini biasa digunakan pada saat hari/minggu biasa.
B. Warna Liturgi Merah
Merah melambangkan pengorbanan, keberanian, Roh Kudus, semangat, dan cinta kasih.
Perbandingan: Darah, lidah-lidah api, nyala api
Warna ini dipakai pada saat:
1. Minggu Palma
2. Jumat Agung
3. Pentakosta
4. Pesta Martir
C. Warna Liturgi Ungu
Ungu melambangkan mati raga, tobat, sesal, mawas diri, dan prihatin.
Warna ini sangat cocok digunakan pada masa pertobatan.
Warna ini dipakai saat:
1. Rabu Abu
2. Masa Prapaksah (pengecualian saat Minggu Laetare, boleh memakai warna pink/merah muda)
3. Misa Arwah
4. Masa Adven (kecuali dalam minggu Gaudete, boleh menggunakan warna pink/merah muda)
D. Warna Liturgi Putih
Putih melambangkan kemuliaan, kemenangan, kesucian, dan kegembiraan.
Perbandingan: Kuningnya emas, bersih tanpa noda
Perbandingan: Kuningnya emas, bersih tanpa noda
Warna ini dipakai saat:
1. Masa Paskah hingga menjelang Pentakosta
2. Kamis Putih
3. Misa natal
4. Pesta Tubuh Kristus
5. Sabtu Suci
6. Semua malaikat dan orang kudus kecuali martir (disesuaikan dengan kalender liturgis karena tidak semuanya diperingati secara khusus oleh Gereja)
7. Hari raya besar lainnya
E. Warna Liturgi Hitam
Hitam melambangkan kesedihan, kegelapan, kedukaan, ketiadaan, dan kematian
Perbandingan: Gelapnya malam dan baju berkabung
Perbandingan: Gelapnya malam dan baju berkabung
Digunakan pada misa arwah dan pemakaman. (Di Indonesia, penggunaan warna liturgi hitam jarang digunakan, kecuali misdinar, sehingga di beberapa misa arwah menggunakan warna liturgi ungu)
Sumber:
- Gabriel, F.X. 2001. Buku Pintar Misdinar. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama
- https://www.slideshare.net/ymakarius/warna-liturgi
LATIHAN SOAL
Tentukan apakah peringatan-peringatan berikut menggunakan warna litrugi merah, putih, hijau, atau ungu! (warna pink disamakan dengan warna ungu)
1. Pesta St. Stefanus, Martir Pertama (26 Desember)
2. Hari Raya Semua Orang Beriman (1 November)
3. Minggu Biasa ke-XVII
4. Rabu Abu
5. Adven ke-3
6. Pentahbisan Imam
7. Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus
8. Hari Raya Keluarga Kudus
9. Hari Raya Pentakosta
10. Pesta St. Filipus dan Yakobus, Rasul (3 Mei)
11. Malam Natal
12. Pesta St. Aloysius Gonzaga, Biarawan (21 Juni)
13. Hari Raya Kemerdekaan Republik Indonesia (17 Agustus)
14. Pengenangan Arwah Semua Orang Beriman (2 November)
15. Minggu dalam Oktaf Natal
16. Hari Raya Yesus Kristus Raja Semesta Alam
17. Hari Raya St. Yusuf, Suami Maria (19 Maret)
18. Pesta Takhta St. Petrus, Rasul (22 Februari)
19. Perayaan Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga
20. Pesta Salib Suci (14 September)
21. Minggu Laetare
22. Hari Raya Santa Maria Bunda Allah
23. Sabtu Suci / Vigili Paskah
24. Misa Requiem
25. Sakramen Tobat
Jawaban
1. Merah2. Putih
3. Hijau
4. Ungu
5. Ungu
6. Putih
7.Putih
8. Putih
9. Merah
10. Merah
11. Putih
12. Putih
13. Putih
14. Ungu
15. Putih
16. Putih
17. Putih
18. Putih
19. Putih
20. Merah
21. Ungu
22. Putih
23. Putih
24. Ungu
25. Ungu
Posted by Jason Matthew Cundrawijaya
Komentar
Posting Komentar